Kamis, 12 Januari 2012

Liburan di Karanganyar

Perjalanan Naik Bis Menuju Solo (Sebuah Tragedi)http://www.toyota-ownerclub.com/blog-kijang/index.php?join=go  720514490817
Dua tahun yang lalu tepatnya saat libur lebaran, saya bersama istri berlibur di rumah orang tua saya di Karanganyar, Solo. Berangkat dari Jogja naik bus full AC alam. Pokoknya full angin deh, entah angin dari mana-mana, ha...ha...ha. Perjalanan cukup melelahkan karena rute Jogja-Solo yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam ternyata bisa memakan waktu sampai 4 jam. Wah sungguh lama-lama di dalam bis gerah juga pake AC alam. Istriku mengeluh sepanjang perjalanan karena tidak tahan suasana dan aroma bis (bau solar, keringat penumpang sampai teriakan pengamen dan pedagang asongan yang membuat kami tidak bisa istirahat di dalam bis).


Sesampai di terminal Solo, kami bergegas turun dan mencari bis jurusan Karanganyar. Begitulah, perjalanan kami masih belum selesai. Butuh 1/2 jam lagi untuk menuju kota Karanganyar tercinta.
Di saat perjalanan menuju kota Karanganyar ini, bis sempat berhenti di Palur untuk menunggu tambahan penumpang. Bis yang sebenarnya sudah penuh masih juga mencari penumpang. Saat berhenti menunggu penumpang ini dimanfaatkan oleh sekelompok pengamen yang berjumlah 3 orang. Disini satu pengalaman mencekam sempat kami alami saat ketiga pengamen mulai menyanyi di atas bis yang kami tumpangi.

Para pengamen yang berjumlah tiga orang ini menyanyikan lagu dangdut dengan cukup kompak. Dengan suara yang cukup keras diiringi 2 gitar dan 1 ketipung mengeluarkan suara yang cukup hingar bingar seperti live concert saja. Namun sepertinya ada penumpang yang duduk 2 kursi dibelakang kami yang kurang menyukai keberadaan mereka hingga nyeletuk sampai sampai terdengar salah satu pengamen. Kami terkejut ketika tahu-tahu salah satu pengamen yang membawa gitar memukulkan body gitar ke arah penumpang di belakang kami. Tidak cukup sekali namun bertubi-tubi. Bahkan pengamen yang lain mengeluarkan ikat pinggang dan diayun-ayungkan untuk menghajar si penumpang tersebut. Sontak penumpang yang tadinya berjubel sebagian mencoba menyelamatkan diri. Posisi kami jadi terjepit ketika penumpang yang dihajar beramai-ramai itu menyoba menyelamatkan diri dengan melompat ke kursi penumpang di depannya. Sedangkan pengamen yang menggunakan ikat pinggang sebagai senjata mengayun ayunkan secara membabi buta di sebelah kami. Saya mencoba melindungi istri saya dengan punggung saya sebagai tameng serangan pengamen yang membabi buta, sementara Istri saya meringkuk ketakutan di kursi dekat jendela. Saya sempat mendapatkan setidaknya 2 pukulan ikat pinggang nyasar dari salah satu  pengamen ketika si penumpang sial itu mencoba melewati kami dan hampir menginjak istri saya.  Setelah puas melampiaskan kemarahan kepada si penumpang sial itu,  akhirnya para pengamen brutal itu turun dan bis mulai melanjutkan perjalanan.  Saya mencoba menenangkan istri saya yang ketakutan. Seorang penumpang disebelah saya menanyakan keadaan saya, rupanya dia melihat saat saya terkena pukulan. Saya tidak peduli dengan pukulan mereka meskipun punggung saya terluka, namun saya lebih mengkuatirkan istri karena shock dengan kejadian ini. Apalagi saat itu istri saya sedang mengandung.

Kulihat istri saya mulai tenang dan mencoba menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Saya hanya menjawab "ngga tahu", karena saat kejadian tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi. Baru ketika para penumpang mulai bercerita menurut versi masing-masing, kami mulai tahu tentang apa yang barusaja terjadi. Saya mencoba menoleh ke wajah penumpang sial itu dan melihat seluruh wajahnya berlumuran darah. Sungguh malang nasibnya, karena ucapan yang mungkin menyinggung para pengamen akhirnya babak belur dikeroyok. Saat mencapai Kota tujuan akhir tepatnya di depan Polres Karanganyar, saya dan sebagian penumpang menyarankan si korban ini untuk turun dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres. Saya sebenarnya ingin ikut mengantar namun istri saya tidak mengijinkan jadi saya urungkan niat itu dan kami melanjutkan perjalanan sampai turun di depan rumah ortu di Jl Lawu Timur.

Acara Liburan di KaranganyarSebagai tradisi tahunan setiap lebaran keluarga besar Trah Mbah Sastro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar